Skip to main content

Histrionik

 

Ilustrasi: doktersehat.com


Written by Fatkhuri

Posted on FB in 14/06/2021



Istilah ini tergolong baru bagi saya. Histrionik adalah istilah yang dipakai dalam disiplin ilmu psikologi untuk menggambarkan fenomena tentang kecenderungan seseorang yang seringkali ingin menjadi pusat perhatian khalayak. Histrionik adalah penyakit gangguan mental (Histrionic Personality Disorder). Seseorang yang mengidap gangguan mental histrionik umumnya tdk memiliki kestabilan emosi (unstable emotions) dan cenderung selalu ingin mendapatkan perhatian publik ( seeking public attention).


Sebagaimana dikutip oleh Lewis dan Mastico (2017) dalam artikelnya yang berjudul Histrionic Personality Disorder, Asosiasi Psikiater Amerika dalam edisi terbarunya menguraikan setidaknya ada delapan kriteria untuk seseorang yang dianggap mengalami gangguan kepribadian histrionik, beberapa diantaranya yaitu: merasa tidak nyaman jika tidak menjadi pusat perhatian; menganggap ia memiliki hubungan yang lebih dekat dengan orang lain dari yang sebenarnya (mungkin SKSD kali ya); suka hal2 yang dramatis, genit dan provokatif  dll. Berita baiknya, mereka yg mengalami Histrionik ini adalah seseorang dengan social skills yang sangat baik, kharismatik, komunikatif bahkan memiliki kecerdasan di atas rata2. Namun, kemampuannya ini lagi2 dikapitalisasi untuk kepentingan mencari perhatian publik. 


Medsos disinyalir menjadi panggung yang diperebutkan bagi mereka ini. Dengan jangkauan khalayak tanpa batas, medsos seperti FB, instagram, twitter dan sejenisnya menjadi sarana penting untuk menyedot perhatian publik. Konon, mereka yang sangat aktif membuat status di medsos, mempertontonkan kedekatan dengan tokoh penting dll agar menjadi pusat perhatian publik adalah termasuk dalam contoh orang yang mengidap penyakit histrionik ini. 


Menurut Steve Bressert seorang ahli gangguan mental menyebutkan jika diagnosa Histrionik umumnya terjadi saat seseorang tumbuh dewasa. Artinya kecil kemungkinan anak2 mengidap penyakit jenis ini karena kepribadian anak2 masih terus berkembang. Nah kawan, Saya, Anda atau siapa pun yang saat ini sudah merasa dewasa dan memiliki relasi sosial begitu luas serta aktif bermedsos tanpa disadari sangat potensial terkena histrionik ini. Apalagi jika kalian terlalu rajin menulis satus (24 jam 24 status hehe) di medsos, mulai suka hal2 yang mengandung unsur kegenitan atau provokatif untuk mendapatkan perhatian publik, ada baiknya segera memeriksakan diri ke psikiater, siapa tahu Anda menjadi bagian dari mereka yang sedang mengalami gejala histrionik.😃😃 Salam sehat untuk semua.

Comments

Popular posts from this blog

Hematnya Pembuatan STNK baru tanpa (harga) Calo

Akibat pencurian di rumah saya pada tanggal 26 Maret 2013, banyak dokumen-dokumen penting raib, tidak hanya data-data yang berada di Laptop dan Eksternal Hardisk yang memang turut dibawa, tetapi juga dokumen fisik seperti STNK, SIM, KTP dan lain sebagainya. Sudah menjadi rahasia publik bahwa semua hal yang berhubungan dengan birokrasi di Indonesia sangat rumit dan berbelit (red-tape) . Siapa pun yang berhubungan dengan pelayanan birokrasi kita harus memiliki kesabaran tinggi, mau di ping pong ke sana kemari, dan harus memiliki nyali. Setali tiga uang, begitu pun dengan yang terjadi di birokrasi Kepolisian, tidak jauh berbeda dengan departemen-departemen lain. Dalam tulisan ini, saya mau berbagi pengalaman mengurus pembuatan STNK baru yang hilang. Meskipun saya tidak mengetahui persis apa prosedurnya dan bagaimana mekanisme pembuatan STNK baru tersebut, saya menyadari bahwa untuk mengurus STNK tersebut tidaklah mudah. Dan ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya, di sampi

Budaya Korupsi: Problem Hedonis dan Permisif

Budaya Korupsi: Problem Hedonis dan Permisif Fatkhuri, S.IP, MA, MPP  - detikNews Opini, 4 Mei 2010 Jakarta  - Montinola dan Jackman (2002) dalam karyanya yang berjudul Sources of Corruption: A cross-country study, mengatakan bahwa budaya korupsi merupakan norma-norma sosial yang menekankan pada pemberian hadiah (berupa suap), dan semangat kepatuhan terhadap keluarga dan kroni-kroninya. Atau mereka menyebutnya dengan sebutan clan daripada terhadap aturan atau undang-undang. Norma-norma dan tingkah laku koruptif sebagaimana dikatakan oleh Banfield (1958), dan Wraith dan Simkins (1963) bisa menyebabkan ekonomi collapse (berbahaya), dan dari sudut pandang politik merupakan tindakan yang bukan hanya tidak etis akan tetapi juga tidak bermoral. Maraknya kasus korupsi di Indonesia yang menimpa para pejabat publik baik pada level eksekutif, legislatif, maupun yudikatif menunjukkan bahwa budaya korupsi telah mengakar begitu kuat. Akar masalah korupsi saat ini disinyalir bu

Politik Selebriti dan Paradoks Demokrasi

Opini Detik.Com Rabu, 19/05/2010 07:55 WIB Fatkhuri SIP MA MPP   - detikNews Jakarta  - Panggung politik Indonesia tidak pernah sepi dari hingar-bingar dinamika yang menyertainya. Politik selebriti kian ramai diperbincangkan dan kerap kali menjadi menu hangat yang tak ada habis-habisnya dalam pemberitaan media massa. Baik cetak maupun elektronik.  Kehadiran artis dalam dunia politik mengundang decak kagum. Tapi, juga tidak sedikit yang menentangnya. Itulah manifestasi pelaksanaan demokrasi. Dalam alam demokrasi siapa pun mempunyai hak untuk berekspresi. Tak terkecuali artis dalam politik. Tak seorang pun yang bisa melarang apalagi menjegal selebriti untuk terjun dalam politik. Bagi yang menjegal bisa jadi mereka akan dianggap bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi (baca: melanggar HAM) yang mengagungkan kebebasan. Meskipun kebebasan tersebut tentu mempunyai batasan.  Contoh yang paling aktual adalah penentangan yang datang dari Ketua Umum Asosiasi Konsult